EFEKTIVITAS PEMBERIAN TES FORMATIF DENGAN UMPAN BALIK TERHADAP HASIL
BELAJAR STATISTIK DESKRIPTIF MAHASISWA PRODI STUDI EKONOMI SYARIAH STAIN WATAMPONE
RAHMA
HIDAYATI DARWIS
E-mail: rahma_darwis@yahoo.com
ABSTAK:
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen melibatkan
dua perlakuan yaitu pemberian Tes Formatif dengan Umpan Balik dan pemberian Tes
Formatif tanpa Umpan Balik, dengan satu variabel yaitu hasil belajar mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai perbedaan hasil belajar
mahasiswa yang diajar dengan pemberian Tes Formatif dengan Umpan Balik dengan
hasil belajar mahasiswa yang diberi Tes Formatif tanpa Umpan Balik pada mahasiswa
program studi Ekonomi Syariah. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa prodi ekonomi syariah yang
memprogramkan mata kuliah statistik deskriptif dan secara acak sederhana
terpilih 2 kelompok yang diberi Tes
Formatif dengan umpan balik dan tanpa umpan balik dengan menggunakan instrumen
yaitu tes hasil belajar. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis infrensial. Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil
pengukuran yaitu data hasil belajar statistik deskriptif untuk masing-masing
kelompok dan statistik infrensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Adapun analisis infrensial yang digunakan adalah
uji-t dengan persyaratan uji normalitas dan homogenitas. Dari hasil analisis statistik deskriptif diperoleh skor
rata-rata berada pada kategori tinggi untuk kelompok yang diberi Tes Formatif
dengan Umpan Balik dan rata-rata untuk kelompok yang diberi Tes Formatif tanpa
Umpan Balik berada pada kategori rendah. Dari hasil analisis di atas memberikan
gambaran bahwa hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa yang diberi Tes
Formatif dengan Umpan Balik lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diberi
Tes Formatif tanpa Umpan Balik. Hasil
ini diperkuat oleh analisis inferensial dengan statistik Uji T disimpulkan
bahwa tingkat hasil belajar staistik deskriptif mahasiswa yang diberi Tes
Formatif dengan Umpan Balik berbeda signifikan dengan hasil belajar statistik
deskriptif mahasiswa yang diberi Tes Formatif Tanpa Umpan Balik.
Kata kunci : Efektifitas
Pemberian Tes Formatif dengan Umpan Balik
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas dan mutu
pendidikan di semua jenjang merupakan prioritas utama pemerintah dalam
meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan sebenarnya merupakan rangkaian
kegiatan komunikasi antara manusia sehingga manusia itu berubah menjadi pribadi
yang utuh. MenurutUndang-undang RI nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1)
: “Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan, spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.” Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pendidikan peserta didik adalah pengajar. Nana Sudjana
(2002) mengungkapkan bahwa pengajar menempati kedudukan sentral, sebab peranannya
sangat menentukan. pengajar harus mampu menterjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai
yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut
kepada peserta didik melalui proses pengajaran.
Keberhasilan proses
belajar mengajar dapat diketahui melalui tes. Dari hasil tes ini akan diberikan
tanggapan guna menyempurnakan proses belajar mengajar dan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan siwa pada
materi yang sudah diajarkan. Tes untuk melihat kelemahan-kelemahan ini disebut
tes formatif. Menurut Oemar Hamalik (2011), tes formatif adalah suatu bentuk
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama berlangsungnya program dan kegiatan
pembelajaran. Tujuan pelaksanaan evaluasi ini ialah untuk
memperoleh informasi balikan terhadap proses belajar mengajar. Bila terdapat
kelemahan dalam proses belajar mengajar, maka dapat segera dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya. Melihat kegunaan tes formatif, maka pelaksanaan tes formatif akan
membantu dalam membentuk pengajaran yang lebih baik. Dengan pengajaran yang
lebih baik, maka akan berdampak pada hasil belajar peserta
didik. Namun dalam pelaksanaannya, tak jarang pengajar atau dosen hanya melaksanakan
tes ini, tanpa adanya tindakan lebih lanjut terhadap hasil tes tersebut,
seperti mengoreksi dan mengulas kembali soal yang yang seharusnya digunakan
oleh dosen sebagai bahan perbaikan untuk proses belajar mengajar. Pemberian tes
formatif ini dilakukan setiap akhir pembelajaran. Namun terkadang dosen kurang memberikan
tanggapan atau umpan balik akan hasil pekerjaan peserta didik, sehingga peserta
didik tidak tahu kekeliruan dibagian mana yang menyebabkan mereka akhirnya
salah dalam mengerjakan soal dan bagaimana pengerjaan yang seharusnya. Padahal
sesungguhnya dengan tes formatif dengan umpan balik dapat lebih mengaktifkan peserta
didik mengikuti pelajaran. Umpan balik yang di maksud ini adalah penjelasan
ulang atau komentar terhadap jawaban siswa. Hal seperti ini biasa dilakukan
lewat lembar jawaban siswa yang menjawab salah diberikan komentar atau langkah-langkah jawaban yang betul.
Umpan balik
yang diberikan dapat merefleksi pengetahuan peserta didik dan memahami letak kesalahan-kesalahan
yang dilakukan, selain itu penjelasan dan komentar yang diberikan oleh dosen
dapat mengeliminir peluang untuk berbuat
salah pada soal yang sama. Manfaat yang tak kalah pentingnya adalah dengan tes
formatif disertai umpan balik akan mengakibatkan motivasi peserta didik untuk
lebih giat belajar dan semakin antusias dalam mengikuti pelajaran pada saat dosen
memberikan umpan balik. Tes formatif yang diberikan tanpa umpan balik akan membuat peserta didik atau
mahasiswa merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti setiap tes yang akan dilaksanakan hal ini karena mahasiswa tidak pernah tahu
dan tidak bisa mengontrol letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan, karena guru
tidak pernah memberikan penjelasan ulang.
Dari uraian
di atas tentang pentingnya tes formatif dengan umpan balik dilaksanakan untuk meningkatkan
hasil belajar pada mata kuliah statistik deskriptif, maka penulis ingin
mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Pemberian Tes Formatif Dengan
Umpan Balik Terhadap Hasil Belajar Statistik Deskriptif Mahasiswa Ekonomi
Syariah kelompok STAIN Watampone. Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah (1)
mengetahui hasil belajar statistik deskriptif siswa yang diberi tes formatif
dengan umpan balik, (2) mengetahui hasil belajar statistik deskriptif siswa
yang diberi tes formatif tanpa umpan balik, (3) mengetahui apakah hasil belajar
statistik deskriptif siswa yang diberi tes formatif dengan umpan balik lebih
tinggi dari siswa yang diberi tes formatif tanpa umpan balik.
Kerangka Pikir
Tes
formatif adalah tes yang dilakukan setiap selesai proses belajar mengajar, atau
sebelum masuk ke program selanjutnya. Tes formatif wajib dilaksanakan oleh para
pengajar (dosen) karena dengan tes formatif yang diberikan dosen bisa mengukur
sampai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah dianjurkan. Pelaksanaan
tes biasa disertai dengan umpan balik bisa juga tidak dengan umpan balik.

Sementara itu tes formatif tanpa umpan balik adalah tes
yang diberikan tanpa adanya inisiatif untuk memberikan kembali penjelasan
tentang jawaban-jawaban yang diberikan oleh mahasiswa. mahasiswa yang tidak
diberikan umpan balik tidak akan mengerti dan tidak bisa memahami kesalahan-kesalahan
yang dilakukan dalam meneyelesaikan tes yag diberikan, Dengan demikian
kemungkinan mahasiswa untuk melakukan kesalahan yang sama sangat besar walaupun
soal yang diberikan telah berulang. Selanjutnya dengan umpan balik yang diberikan
dosen bisa membangkitkan semangat atau memberikan motivasi kepada mahasiswa
untuk lebih giat lagi belajar khususnya pada materi-materi yang belum dipahami.
Dengan umpan balik juga akan ada komunikasi antara dosen dan mahasiswa, karena dosen
dan mahasiswa sama-sama membicarakan upaya peningkatan atau perbaikan prestasi
belajar.
Dari uraian di atas tentang pentingnya tes formatif
dengan umpan balik maka bisa dikatakan bahwa tes formatif dengan umpan balik
akan lebih efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, demi
tercapainya tujuan belajar atau prestasi belajar semakin meningkat.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
kerangka pikir di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian adalah “ Hasil
belajar mahasiswa yang diberi tes formatif dengan umpan balik lebih tinggi dari
yang diberi tes formatif tanpa umpan balik “. Secara matematis dapat
dirumuskan berikut:
H0 : m1 = m2
lawan H1 : m1 > m2
m1 = Parameter
skor rata-rata hasil belajar yang diberi tes formatif dengan umpan balik.
m2 = Parameter
skor rata-rata hasil belajar yang diberi tes formatif tanpa umpan balik.
METODE
PENELITIAN
Variabel dan
Desain Penelitian
Variabel
ini adalah variabel tunggal yaitu hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa
diberi tes formatif dengan umpan balik (eksperimen) dan hasil belajar statistik
deskriptif mahasiswa diberi tes formatif tanpa umpan balik (kontrol).
Adapun
desain digunakan dalam penelitian ini adalah jenis desain eksperimen yang
melibatkan 2 kelompok mahasiswa sebagai sampel penelitian.
Desain penelitian dapat digambarkan (Djaali, 1991:6)
sebagai berikut :
R
|
E
|
T1
|
O1
|
R
|
K
|
T2
|
O2
|
Ket :
R :
Random
E :
Kelompok eksperimen
K :
Kelompok Kontrol
T1 :
Treatment (Perlakuan) pada kelas eksprimen
T2 : Treatmen (perlakuan) pada kelas kontrol
O1 : Observasi pada kelompok eksperimen
O2 : Observasi pada kelompok kontrol
Definisi Operasional
Variabel
Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang variabel yang akan diselidiki serta
perlakuan dalam penelitian ini, maka secara operasional variabel dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1.
Hasil
belajar statistik deskriptif
Hasil belajar statistik
deskriptif yang dimaksudkan adalah skor yang diperoleh pada tes hasil belajar
untuk mahasiswa kelompok eksprimen dan kelompok kontrol.
2.
Tes
formatif
Tes
formatif yang dimaksudkan adalah pemberian tes pada akhir pelajaran untuk mahasiswa
kelompok eksprimen dan kelompok kontrol.
3.
Umpan
balik
Umpan
balik adalah perlakuan yang diberikan pada mahasiswa kelompok eksprimen.
Populasi
dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Ekonomi Syariah semester III
tahun akademik 2016/2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random sampling sederhana dengan memilih secara acak dua kelas untuk dijadikan
kelas eksprimen dan kelas kontrol.
Instrumen
dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrument
penelitian
Instumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Jumlah soal yang
diberikan dalam mengukur hasil belajar adalah sebanyak 5 butir dalam bentuk
essay tes yang berkaitan dengan mata kuliah statistik deskriptif yang telah
diajar melalui metode pemberian tes formatif. Namun sebelum di tes soal
tersebut di uji validitas dan reabilitasnya.
2. Teknik
pengumpulan data
Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pemberian tes hasil belajar untuk kelompok
eksperimen dan pemberian tes hasil belajar untuk kelompok kontrol mahasiswa Ekis
kelompok 1 dan kelompok 2 semester 3
Uji
Prasyarat
1.
Uji
Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah data
yang digunakan berdistibusi normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data
maka digunakan analisis kolmogrov smirnov
dengan menggunakan program SPSS.
2.
Uji
Homogenitas
Uji
homogenitas dimaksudkan apakah kedua kelompok memiliki varian data yang sama
atau tidak. Untuk menguji homogenitas digunakan analisis Test of homogeneity of
variances dengan menggunakan SPSS.
Teknik Analisa
Data
Data yang
diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan
statistika deskriptif dan statistika inferensial uji-t dengan menggunakan SPSS.
Penggunaan statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik
skor yang diperoleh yaitu menyajikan skor rata-rata, skor tertinggi, skor
terendah, presentase, dan standar deviasi dari masing-masing variabel
penelitian. Untuk pengkategorian yang telah di tetapkan STAIN
Watampone yaitu : skor 85 - 100 dikategorikan sangat tinggi, skor 75 – 84,99 dikategorikan
tinggi, skor 60 – 74,99
dikategorikan sedang, skor 45 – 59,99 dikategorikan rendah sedangkan kurang
dari 44,99 dikategorikan sangat rendah. Statistik inferensial dimaksud untuk
menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t pihak kanan dengan
menggunakan SPSS. Dengan kriteria pengujian adalah jika probability value (sig) < α = 0,05 maka Ho ditolak dan Hı
diterima. Sedangkan sebaliknya jika probability
value (sig)
> α = 0,05 maka Ho diterima dan Hı ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan satu
variabel, yaitu hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa. Untuk mengukur variabel
tersebut, responden penelitian terlebih dahulu diberikan perlakuan yaitu
pemberian tes formatif dengan umpan balik pada kelas eksprimen. Setelah perlakuan, responden diberikan tes.
Dari hasil tes ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif untuk melihat gambaran data dan statistik Infrensial menjawab
hipotesis penelitian.
1.
Hasil Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil pengukuran,
yaitu data hasil belajar statistik deskriptif untuk masing-masing kelompok.
a.
Deskripsi Hasil Belajar Statistik deskriptif Siswa yang
diberi Tes Formatif dengan umpan balik (kelas eksperimen)
Dari tes hasil
belajar statistik deskriptif siswa untuk kelompok eksperimen disajikan pada
lampiran F dan perhitungan selengkapnya pada lampiran G. Berikut ini hasil
analisis tersebut dirangkum dalam tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman beberapa Distribusi
skor hasil belajar Statistik deskriptif siswa yang diberi Tes Formatif dengan
Umpan Balik.
Statistik
|
Nilai Statistik
|
Ukuran Sampel
Skor Maksimum
Skor Minimum
Jangkauan
Skor Rata-Rata
Median
Modus
Standar deviasi
Varians
|
24
95
42
53
82,92
82,5
80
10,78
116,25
|
Berdasarkan Tabel 1 di atas
menunjukan bahwa skor maksimum yang diperoleh dari 24 mahasiswa pada tes hasil
belajar Statistik deskriptif adalah 95 dan skor minimunya adalah 42; rata-rata
skor hasil belajar 82,92 ; standar deviasi 10,78, median tes hasil belajar mahasiswa
sebesar 82,5 hal ini menunjukkan terdapat 50% mahasiswa yang yang mendapat
nilai di atas 82,5 dan 50% di bawah
82,5. Selanjutnya keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh responden, selanjutnya
dikelompokkan dalam lima kategori menurut ketetapan STAIN Watampone yaitu
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, maka distribusi frekuensi persentase dan
kategori hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa yang diberi tes formatif
dengan umpan balik ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori dan kriteria
Hasil Belajar Statistik deskriptif yang diberi Tes Formatif dengan Umpan Balik.
Interval Kelas
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
85
– 100
75
– 84,99
60
– 74,99
45
– 59,99
0 –
44,99
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
|
10
13
0
0
1
|
41,67
54,16
0
0
4,17
|
Jumlah
|
24
|
100
|
Dari data tabel 2 menunjukan
bahwa 24 mahasiswa kelompok 1 program studi Ekonomi Syariah yang menjadi
sampel penelitian terdapat 10 orang atau
41,67% yang memiliki tingkat hasil belajar yang dikategorikan sangat tinggi; 13
orang atau 54,16% Tinggi. Secara rata-rata skor hasil belajar siswa yang diberi
tes formatif dengan umpan balik
dikategorika tinggi.
b.
Deskripsi Hasil Belajar Statistik deskriptif Mahasiswa
yang diberi Tes Formatif tanpa Umpan Balik.
Hasil
analisis tes hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa yang diberi tes
formatif tanpa umpan balik dirangkum
dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rangkuman Beberapa Distribusi Skor Hasil belajar Statistik
deskriptif siswa yang diberi Tes Formatif Tanpa Umpan Balik.
Statistik
|
Nilai Statistik
|
Ukuran Sampel
Skor Maksimum
Skor Minimum
Jangkauan
Skor Rata-Rata
Median
Modus
Standar deviasi
Varians
|
28
94
55
51
74,07
77
60
11,48
131,69
|
Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukan bahwa skor maksimum yang
diperoleh dari 28 siswa pada tes hasil belajar statistik deskriptif adalah 94
dan skor minimumnya adalah 55; rata-rata skor hasil belajar 74,07; dengan standar deviasi 11,48. Distribusi
frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa
yang diberi tes tormatif tanpa umpan balik ditunjukankan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4. Distribusi
Frekuensi, Persentase dan kategori, Hasil Belajar Statistik deskriptif yang
diberi Tes Formatif Tanpa Umpan Balik.
Interval Kelas
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
85
– 100
75
– 84,99
60
– 74,99
45
– 59,99
0 – 44,99
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
|
5
11
11
1
0
|
17,86
39,29
39,29
3,56
0
|
Jumlah
|
28
|
100
|
Dari Tabel 4 Menunjukan bahwa 28 mahasiswa
kelompok 2 prodi ekonomi syariah yang menjadi sampel Penelitian terdapat 5
orang atau 17,86% yang memiliki tingkat hasil belajar yang dikategorikan sangat
tinggi, 11 orang atau 39,29% yang tinggi, 11 orang atau 39,29% sedang dan 1
orang mahasiswa yang hasil belajarnya berada pada kategori rendah. Secara
rata-rata skor hasil belajar siswa yang diberi tes formatif tanpa umpan balik
dikategorikan sedang.
2.
Hasil Analisis Inferensial
Pengujian hipotesis menggunakan
statistik inferensial yakni dengan Uji – t yang sebelumnya dilakukan pengujian
normalitas data untuk masing-masing kelompok.
Jika kedua kelompok mempunyai sebaran data yang normal maka dilanjutkan
dengan pengujian homogenitas. Uji
normalitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah hasil belajar statistik
deskriptif tidak menyimpang dari distribusi normal, sedangkan uji homogenitas
bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi
yang homogen.
a.
Uji
Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah data sampel yang digunakan dalam penelitian berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
dengan menggunakan uji kolmograf Sminorv diperoleh nilai sig > α (0,15 > 0,05) yang berarti
secara statistik kedua data sampel penelitian
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b.
Uji
Homogenitas
Pengujian Homogenitas bertujuan
untuk mengetahui apakah data sampel yang digunakan dalam penelitian berasal
dari populasi yang bersifat Homogenitas of Variances diperoleh nilai sig
> α (0,065 > 0,05) berarti secara statistik varian data sampel penelitian
bersifat sama (homogen).
c.
Pengujian
Hipotesis
Pada bab sebelumnya telah
diajukan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang diteliti, secara statistik dirumuskan sebagai berikut: Ho: μ1 = μ2
melawan H1 : μ1 > μ2
Dalam pengujian hipotesis ini
digunakan uji independents sampel T test.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sig < a
(0,006 < 0,05) berarti Ho ditolak dan Hı diterima. Artinya tingkat hasil belajar statistik
deskriptif mahasiswa yang diberi tes formatif dengan umpan balik lebih tinggi
dari mahasiswa yang diberi tes formatif tanpa umpan balik.
Pembahasan
Dalam penelitian ini dilaksanakan
pengajaran kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang di
beri tes formatif dengan umpan balik dan kelompok kontrol adalah kelompok orang
yang diberi tes formatif tanpa umpan balik.
Sebelum memulai penelitian,
mula-mula penulis melakukan observasi kemampuan kedua kelompok, dan berdasarkan
observasi tersebut diperoleh bahawa kedua kelompok mempunyai kemampuan yang relatif
sama dalam artian tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan kedua kelompok
tersebut.
Pada kelompok eksperimen yang
diberi tes formatif dengan umpan balik, rata-rata skor hasil belajar mahasiswa
berdasarkan hasil analisis deskriptif dikategorikan tinggi, sedangkan pada
kelompok kontrol yang diberi tes formatif tanpa umpan balik, rata-rata skor
hasil belajar berada pada kategori sedang, jadi rata - rata hasil belajar
siswa yang diberi
tes formatif dengan umpan balik lebih tinggi dari rata-rata hasil
belajar mahasiswa yang diberi tes formatif tanpa umpan balik dan berada pada kriteria
yang berbeda.
Berdasarkan rumusan pada
penelitian yang digunakan sebelumnya, yaitu H0 = μ1 > μ2 dikaitkan dengan hasil penelitian
yang diuji dengan statistik infrensial, diperoleh H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti tingkat hasil
belajar statistik deskriptif mahasiswa yang diberi tes formatif dengan umpan
balik berbeda secara signifikan dibanding hasil belajar mahasiswa yang diberi
tes formatif tanpa umpan balik.
Secara empirik, tingkat hasil
belajar mahasiswa yang diberi tes formatif dengan umpan balik dapat lebih baik
karena dalam pembelajaran ini mahasiswa cenderung aktif berinteraksi dengan dosen
dan teman-teman dalam kelas. Umpan balik atau feedback yang diberikan oleh dosen memberikan stimulus berupa
motivasi untuk lebih memahami kesalahan yang dilakukan dan selanjutnya
memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Hal ini akan berimplikasi terhadap
pemaknaan mahasiswa terhadap suatu masalah terkait dengan mata kuliah yang
diberikan. Dengan pemberian tes formatif
dengan umpan balik, mahasiswa juga tidak mudah lupa dengan pengetahuannya,
suasana proses pembelajaran juga menyenangkan, selain itu mahasiswa lebih
terbuka dan dilatih untuk terbiasa berpikir serta mengemukakan pendapat didepan
orang lain. Dalam pembelajaran ini
keberanian mahasiswa pun dilatih dan mengajarkan mahasiswa saling menghargai
pendapat orang lain karena memberikan kesempatan kepada semua mahasiswa untuk
bertanya dan memberikan jawaban-jawaban perbaikan dari hasil umpan balik yang
diberikan oleh dosen. Oleh karena itu, melihat kondisi mahasiswa dalam proses
pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran seperti
ini dapat meningkatkan kemauan belajar mahasiswa dan mencapai hasil belajar
yang tinggi, disamping itu, kerja sama dan tanggung jawab bersama antar mahasiswa
pun tinggi karena dalam proses pembelajaran ini mahasiswa dapat belajar secara
efektif dan termotivasi karena mahasiswa bisa mengetahui dimana letak
kesalahannya pada waktu selesai mengerjakan soal. Hal ini relevan dengan teori
belajar Skinner yang menyatakan bahwa “ganjaran atau penguatan mempunyai
peranan yang amat penting dalam proses belajar”. Sedangkan dalam pembelajaran
yang menggunakan tes formatif tanpa umpan balik, mahasiswa kurang aktif karena dosen
hanya menjelaskan materi dan memberikan soal tanpa ada umpan balik, sehingga mahasiswa
tidak termotivasi untuk mau belajar. Dengan pola pembelajaran seperti ini, maka
jelas kemampuan mahasiswa tidak berkembang secara utuh, dan motivasi belajar
kurang sehingga hasil belajarnya menurun.
Pemberian
umpan balik merupakan sarana yang baik untuk merangsang dan mengarahkan
kegiatan belajar, baik didalam maupun diluar kelas. Tugas membantu para mahasiswa
mengembangkan sikap yang baik (favorable)
terhadap pekerjaan yang dilakukan. Melalui penyelesaian tes, para mahasiswa
mendapat kepercayaan diri karena pencapaiannya, dan setiap tes yang diselesaikan
dipandang sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih baik. Pemberian tes dapat
merupakan sarana untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kerja yang
tidak tergantung. Hal ini sejalan dengan pendpat Aquino (1974: 236), menyatakan
bahwa meskipun perencanaan dan penyelenggaraan penugasan merupakan pekerjaan
yang sulit untuk pengajar tertentu, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang
besar, dalam artian perkembangan para mahasiswanya.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Tingkat hasil belajar mahasiswa yang diberi tes formatif
dengan umpan balik dikategorikan sedang dengan rata-rata skor hasil belajar
sebesar. 82,92 dengan standar deviasi 10,78
2.
Tingkat hasil belajar mahasiswa yang diberi tes formatif
tanpa umpan balik dikategorikan rendah dengan rata-rata skor hasil belajar
sebesar 74,07, dengan standar deviasi 11,48
3.
Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar statistik
deskriptif mahasiswa yang diberi tes formatif dengan umpan balik dibanding hasil
belajar mahasiswa yang diberi tes formatif tanpa umpan balik.
Saran
1.
Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar statistik deskriptif mahasiswa
yang diberi tes formatif dengan umpan balik lebih baik dari hasil belajar statistik
deskriptif yang diberi tes formatif tanpa umpan balik. Oleh karena itu, kepada para dosen statistik deskriptif STAIN
Watampone pemberian tes formatif dengan umpan balik dapat menjadikan alternatif
metode dalam mengajarkan mata kuliah statistik.
2.
Dalam proses pembelajaran, tak ada satu metode
pembelajaran yang cocok untuk semua materi pelajaran, jadi metode mengajar yang
baik adalah model yang sesuai dengan karakteristik materi ajar.
3.
Kepada peneliti lain yang berminat melanjutkan penelitian
ini supaya benar-benar memahami konsep metode pembelajaran ini dan mempersiapkan
instrumen sebaik mungkin agar data yang diperoleh benar-benar menggambarkan
kemampuan responden yang sebenarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulrahman,
Mulyono, 2003. ”Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar“. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto,
Suharmi, 2006. “Prosedur Penelitian ". Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta.
Andrew,horrison,1983.”A
language testing “.hand
book.m.chillan :publishers.
Azwar,
Saifuddin, 1996. “Test Prestasi”. Yogjakarta: pustaka pelajar.
Dewi,
Kusuma. 2008. “Efektivitas Model Pembelajaran Statistik deskriptif Realistik”. Mahasiswa Angkatan 2004 Jurusan Pendidikan Statistik
deskriptif STKIP-YPUP”.
Skripsi STKIP-YPUP: (tidak diterbitkan)
Djaali,
1991. “Pedoman Praktis Penelitian dan Penulisan Karya Tulis”. IKIP
Ujung Pandang.
Frans
2004.”Meningkatkan hasil belajar statistik deskriptif melalui pemberian kuis
dengan umpan balik”.Skipsi
STKIP YPUP.
Hudoyono,
Herman, 1990. “Strategis Belajar Mengajar Statistik deskriptif”. IKIP Malang.
Loekmono,
Lobby, 1994.”Belajar Bagaimana Belajar”.
Salah Tiga Gunung Mulia.
Nurkancana,
Wayan, 1986. “Evaluasi Pendidikan”. Surabaya : Usaha Nasional.
Rahmad
2002. “Efektifitas Pemberian Tugas Formatif dengan Umpan Balik Terhadap
Prestasi Belajar Statistik deskriptif”. Skripsi FPMIPA IKIP Ujung
Pandang.
Richar
c.Anderson,dkk,1973. ”Education psychology”. london:harper and row
publishers.
Sardiman
A.M 1988. “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta : Rineka Cipta.
Silverius,
Suke, 1991. “Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik”. Jakarta : Gramedia.
Suryatna,
2002. “Hubungan Tes Formatif Terhadap Hasil Nilai Sumatif Siswa”.
Skripsi FPMIPA IKIP Ujung Pandang.
Suherman,
dkk, 2003. “Strategi Pembelajaran Statistik deskriptif”. Edisi Revisi. Bandung : JLCA.
Slameto,
1995.
“Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Jakarta : Edisi
Revisi, Rineka Cipta.
Slameto,
1999. “Evaluasi Pendidikan”. Jakarta
: PT. Bumi Aksara.
Thoha,
Chalib, 1990. “Teknik Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar